Pages

Saturday, January 05, 2013

WANITA YANG PENUH KEBAJIKAN

Mutiara. Siapa yang ga suka mutiara? Bentuknya indah, elegan, kesannya berharga banget. Jadi inget percakapan absurd gw sama temen kantor di suatu siang. Kita lagi mau apply kartu kredit Mandiri dan disana ada beberapa pilihan kartu, ada mawar, mutiara, saxophone, dll. Temen gw udah pasti saxophone, karena dia hobi main itu, bahkan namanya kalo main game adalah Lady Sax. Haha. Gw bingung antara mutiara sama mawar. Lalu dia bilang, "Lo mutiara aja, cocok buat lo." Terus bertanyalah gw dengan pede-nya, "Cocok sama aku? Soalnya aku berkilau  kaya mutiara ya?" Lalu dia menjawab, "Bukan, soalnya muka lo mirip kerang." Hahaha. Anyway, jadi setelah belajar tentang wanita beriman di Bab 3, sekarang di Bab 4 buku Lady in Waiting ini kita akan membahas tentang wanita yang penuh kebajikan. 


Nah, bicara soal mutiara, sebuah objek yang indah dan mahal yang lahir dari kesakitan dan iritasi. Waktu sebuah potongan kecil butiran pasir masuk ke cangkang lalu menggosok jaringan lunak sehingga terjadi iritasi, tiram menghasilkan zat bernama nacre yang membalut butiran pasir itu sehingga akhirnya menjadi mutiara yang berkilau. Hidup kita juga seperti itu. Banyak luka dan iritasi yang kita hadapi, tapi ketika kita dengan sikap yang tepat membiarkan Tuhan membentuk kita, pasti kita akan jadi mutiara yang indah. Sayangnya ada banyak wanita lajang yang melihat diri sebagai kulit tiram yang buruk rupa di pantai kehidupan, tertimpa pencobaan dan masalah yang muncul, karena tidak menikah. Lebih buruknya lagi, kita membandingkan eksterior yang keras dengan semua kerang indah di sekitar kita. Lalu kita bertanya-tanya bagaimana mungkin akan ada pria yang memberi perhatian pada kita.

Kalo kita adalah salah satu dari wanita ini, kita ga boleh patah semangat. Jangan malah menganggap masa lajang ini sebagai butiran pasir yang harus dibuang atau dikeluarkan. Justru kita harus menyadari bahwa Allah membiarkan butiran tersebut untuk menciptakan sesuatu yang indah di dalam kita. Justru ketika kita merespon butiran pasir itu dengan tepat, kita akan keluar sebagai mutiara. Karakter kita dibentuk sedemikian rupa sehingga menghasilkan buah-buah yang merepresentasikan Kristus di dalam diri kita. 

Sama seperti cerita Boas yang jatuh hati pada Rut karena kebajikan dan karakter yang dinyatakan dalam kehidupan Rut. Seorang wanita yang penuh kebajikan adalah sesuatu yang tidak dapat ditolak oleh pria yang saleh. Pasti banyak wanita yang berpikir bahwa dirinya kurang cantik, kurang menarik di mata pria, soalnya gw juga pernah berpikir demikian. Hehe. Bahkan ada cowok sendiri yang bilang, "Yang namanya cowok itu pasti liat fisik." Gw jadi makin kepikiran kan. Sebagai wanita pasti kita merasa ada yang kurang. Hidung kurang mancung, kulit kurang putih, mata kurang besar, wajah kurang mulus, badan kurang langsing, rambut kurang indah, dan sebagai-sebagainya. Terus alasan kita ingin cantik juga beragam, tapi sebagian besar sih karena ingin menarik dan dicintai pria, karena kita terjebak dengan pemikiran bahwa fisik kitalah yang dapat menarik pria mendekat.

Tapi tau ga, rahasia umum ini? Bahwa apa yang kita pakai untuk mendapatkan seorang pria, itulah yang harus kita pakai untuk mempertahankannya. Jadi kalo kita dapet pacar atau suami hanya karena wajah kita yang cantik, maka kita harus pertahankan dia dengan itu. Kalo gara-gara body yang yahud, ya pertahankan dengan itu juga. Masalahnya bisakah kita pertahankan fisik kita di masa depan? Mungkin kita bisa olahraga supaya badan tetep oke dan pake produk anti-aging ya, haha, tapi sampe kapan sih? Kalau hanya itu value yang kita punya, maka sifatnya semu, sebentar saja pudar. 

Lain kalau dia mencintai kita karena apa yang ada di dalam diri kita. Semakin berjalannya waktu, proses yang ada di dalam biasanya semakin baik, semakin indah, seperti mutiara. Yang ada, bukannya pudar, tapi cintanya makin besar dari ke hari. Hehe. Tapi bukan lantas kita jadi sembarangan dan menelantarkan tubuh kita ya. Coba baca INI, tentang betapa kita berharga bukan karena penampilan, tapi kita juga perlu menjaga tubuh kita sebagai bentuk ucapan syukur pada Tuhan, karena tubuh kita adalah bait Allah.

Sayangnya, dunia udah meyakinkan kita kalo satu-satunya cara dapetin perhatian pria ya lewat tubuh yang indah. Akhirnya para wanita jadi sibuk bahkan menghabiskan banyak uang untuk mendapatkan apa yang mereka mau, standar kecantikan fisik yang dibentuk dunia ini. Padahal pernikahan yang didasarkan hanya pada kecantikan lahiriah dapat berakhir begitu saja ketika muncul sesosok tubuh yang lebih menarik lagi.

Firman Allah dengan jelas memperingatkan para wanita agar tidak jatuh dalam "jebakan indah sebuah tubuh". Fokus kita jangan sampai salah, karena kecantikan sejati tidak ditemukan di luar. Kunci keindahan itu ada di 1 Petrus 3:4, "Tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah." Keindahan ini justru bertambah indah seiring berjalannya waktu. Jadi sekarang para wanita, fokus kita berubah donk? Bukan takut keriput, jerawat, paha menggelambir lagi, melainkan jadi wanita yang benar-benar takut akan Tuhan seperti di Amsal 31:30, "Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi istri yang takut akan TUHAN dipuji-puji."



Para wanita, tentunya kalo disuruh menggambarkan pria yang kita idamkan, pasti kita ingin pangeran kita itu seorang pria yang mengabdi pada Allah donk? Yang berkarakter - mau diajar, dapat dipercaya, setia, jujur lembut, dan baik? Nah terus pria saleh kaya gini maunya menikah dengan wanita seperti apa? Pastinya wanita saleh juga donk, yang mengabdi pada Allah, mau diajar, dapat dipercaya, setia, jujur, lembut, dan baik kan? Hehe, intinya kalau kita mengharapkan seorang pangeran, ya kita harus jadi Putri juga. Kabar baiknya, kita ini emang Putri loh, karena kita kan anak Raja, Yesus Kristus. Hehe, tapi jangan sampai namanya doank yang Putri, tapi karakter, sikap, tutur kata dan tingkah laku kita juga harus seperti seorang Putri. Kalo dalam bayangan gw, seorang Putri itu sopan, baik hati, tau bagaimana harus bersikap, lemah lembut, memiliki simpati dan empati tinggi pada orang lain, dan sebagainya. 


Semua itu ga didapat saat baru lahir lalu kita langsung punya kualitas-kualitas itu. Tapi semuanya dipersiapkan, dipelajari, dilatih sepanjang waktu. Nah, memang itu semua gampang saat diketik tapi susah saat dilaksanakan, tapi kita ga sendiri lho, Rajanya sendiri langsung turun tangan untuk membentuk Putri-Nya. Tenang aja, saat kita mengarahkan perhatian kita untuk mengembangkan karakter ilahi, Kristus akan mengubah kita menjadi putri cantik sebagaimana telah Ia rencanakan pada saat Ia menciptakan kita. 

Kita punya contoh lain untuk belajar lebih lanjut soal kebajikan, selain dari kisah Rut, yaitu kisah Ribka. Yuk, kita liat kualitas menarik yang dia kembangkan dalam masa penantian. Baca Kejadian 24:15-16 deh. Pertama, dia menjaga domba-domba ayahnya, dengan buyung di pundaknya, yang menunjukkan dia seorang pekerja keras. Lalu dia menawarkan minum pada hamba Abraham, yang menunjukkan kebaikan hatinya. Lalu segera diturunkan buyung ke tangannya dan memberinya minum, yang menunjukkan kalo dia bukan wanita yang lamban dan malas, tetapi dia memiliki perhatian murni bagi orang yang membutuhkan, seperti karakter wanita dalam Amsal 31:20. Terus setelah itupun dia tak berhenti, dia juga menimba air untuk memberi minum unta-unta hamba Abraham. Ribka telah berinisiatif dan melayani meski tanpa diminta. Ia juga tidak sedang bersikap manipulatif dengan pelayanan itu. Ia tidak melakukan ini untuk mendapatkan perhatian pria muda sebagai upah. Ia sedang memberi perhatian istimewa kepada seorang musafir tua yang berbau beserta unta-untanya yang berdebu, karena itulah sifatnya. Lalu dia menawarkan jerami untuk makan unta-unta dan juga tempat bermalam, menunjukkan ia seorang wanita yang pemurah. Padahal dia juga ga berada di lingkungan yang sama dengan Ishak, dia ga tau kalo hamba itu bermaksud mencari istri untuk anak tuannya. Intinya apa yang dia lakukan murni karena kebajikannya, bukan dibuat-buat untuk tujuan tertentu. Kebajikan semacam itulah yang perlu kita kembangkan sebagai putri-putri Kristus.

Menguntai Sebuah Kalung Mutiara


Kebajikan dikembangkan dalam masa ketika kita mengizinkan Roh Kudus melakukan pekerjaan istimewa dalam hidup kita. Roh Kuduslah, bukan kita, yang menghasilkan karakter ilahi tersebut. Mutiara-mutiara karakter ini, atau yang kita kenal sebagai buah roh, tertulis dalam Galatia 5:22-23 yaitu "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri." Nah, pada saat karakter ini berkembang, kehidupan kita akan menjadi seperti sebuah kalung indah yang teruntai dengan mutiara-mutiara karakter ilahi.


Selain itu, ada juga manik-manik yang digambarkan dalam Galatia 5:19-21 yang mungkin menghiasi hidup kita, yaitu "percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, pencideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, dan sebagainya." Kalo kita ingin menjadi wanita yang penuh kebajikan, pastinya manik-manik ini ga boleh  masuk ke kalung kita. Kalau ada manik-manik buruk dalam untaian kalung mutiara kita, manik-manik tersebut harus dibuang dan digantikan dengan mutiara alias kualitas karakter yang Tuhan mau.

Gimana caranya membuang manik-manik buruk tersebut?

1. Mengakui dosa kita dan meminta ampun.
Disini, jangan cuma bilang, "Tuhan ampunilah dosa-dosaku"  titik. Tapi secara spesifik sebutkan apa dosa kita, misalnya, "Tuhan, ampunilah aku karena iri padanya, tidak bersyukur atas apa yang Kau berikan." Setelah spesifik dan sungguh-sungguh meminta ampun, terimalah pengampunan dari Tuhan Yesus. Tidak perlu lagi merasa tertuduh atau merasa bersalah. Tapi jangan lupa, kalau kita masih menyimpan dendam sama orang lain, kita juga harus melepaskan pengampunan terlebih dahulu.

2. Minta Tuhan membersihkan kita dari apapun yang menjadi penyebab awal dosa tersebut.
Misalnya, iri hati kan muncul dari membandingkan diri sendiri dan orang lain, terus merasa tidak bersyukur dan tidak berterima kasih. Bersihkan hati kita dari akar masalahnya, karena kalau tidak kita akan terus-terusan jatuh ke dalam dosa iri hati yang sama.

3. Membiarkan Roh Kudus memegang kendali penuh atas hidup kita.
Ketika kita hidup dalam daging, pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan kita mengikuti keinginan daging juga. Tetapi ketika kita hidup dalam Roh dan penuh dengan Roh, kita melangkah ke dalam kuasa untuk mengatasi keinginan daging tersebut. Biarkan Roh Kudus penuh di dalam kita, memiliki kendali total sehingga kita dapat mengalami transformasi menjadi mutiara-mutiara yang indah.

Mutiara, memang banyak imitasinya. Tapi dalam beberapa tahun, cat yang berkilau itu akan retak dan pudar, dan yang tersisa hanyalah manik-manik plastik tidak menarik yang tergantung pada seutas tali. Sebaliknya, Roh Kudus menghasilkan kecantikan batiniah yang sejati. Mutiara-mutiara karakter ilahi membutuhkan waktu untuk berkembang, tetapi betapa diberkatinya wanita yang dihiasi oleh mutiara-mutiara itu. Kita dapat puas dengan sebuah kalung imitasi dari mutiara palsu dengan mencoba menutupi ketidaksalehan karakter itu, atau kita dapat mengizinkan Roh Kudus menggunakan pasir-pasir keadaan lajang untuk menciptakan mutiara yang sesungguhnya. Yuk, kita menjadi wanita seperti di Amsal 31, dan menguntai sebuah kalung kebajikan dari mutiara yang indah sebagai harta bagi Tuhan.

"Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? 
Ia lebih berharga dari pada permata."



Next: Wanita yang Penuh Pengabdian

No comments:

Post a Comment