Saturday, January 26, 2013

EMOTIONAL BOUNDARIES IN RELATIONSHIP

Sekarang yuk kita belajar tentang batasan emosi dalam pacaran (atau we better say that courtship). Ditulis sebagai bagian dari post yang judulnya Wanita yang Murni, bagian Purity: How to Guard Ourselves? Jangan ngerasa ini sebagai setumpuk peraturan yang berat dan membebani ya. Ini semua berguna buat melindungi diri kita sendiri kok, dan juga pasangan kita (pesannya sama kaya Batasan Fisik haha).

Nah, kalo batasan fisik mungkin udah pada tau ya, sering dibahas dalam Love, Sex, and Dating KKR. Bagaimana dengan batasan emosi? Bisa dibaca dengan lengkap di sini: Batasan Emosi dalam Pacaran dan Emotional Dependency.

Gimana? Dijelaskan secara gamblang dan tepat sasaran kan? Hehe. Lalu gw juga dapet artikel bagus banget dari website Susie Magazine, topiknya tentang Pure in Heart, please visit ya. Gw akan translate dan rangkum yang penting disini (warna ungu berarti tulisan gw).


Pertama kali Claire jatuh cinta dia berusia 17 tahun. Dia bertemu dengan Carter di acara retret. Carter ini orangnya asik, seru, dan cinta Tuhan. Kemurnian sangat penting bagi Claire, jadi dia membuat komitmen untuk tetap murni dalam hubungan mereka. Selama 3 tahun hubungannya, dia sama sekali ga pernah terpikir tentang kemurnian emosi. Mungkin kalo dia memikirkannya, dia ga akan berakhir dengan sebuah hati yang patah.

Ketika bicara soal kekudusan, biasanya hal itu berhubungan dengan kekudusan fisik atau kekudusan seksual. Banyak remaja yang berkomitmen untuk kekudusan itu, dan pake cincin atau kalung yang ada tulisan "True Love Waits" yang sangat terkenal di kalangan anak muda. Bahkan selebriti kaya Jonas Brothers dan Hilary Duff juga make itu. Tapi bagaimana dengan kemurnian emosi dalam hubungan? Itu penting juga ga sih? Apakah Tuhan pernah membahas itu dalam firman-Nya?

Cek yuk!

Matius 5:8 berkata, "Berbahagialah orang yang suci (murni) hatinya, karena mereka akan melihat Allah." Apa yang dimaksud dengan "suci hatinya"? Untuk mengerti ayat ini kita perlu mengerti kata "hati". Di Alkitab, hari mewakili tiga hal: pikiran, kehendak, dan emosi. Dari sinilah datangnya istilah kekudusan emosi. Tuhan ingin kita kudus dalam emosi kita. Darimana kita mulai kalau bukan dari hubungan kita? Apa yang lebih emosional daripada berhubungan dengan seorang cowok? Hehe.

Nah waktu Claire jatuh cinta sama Carter, dia menetapkan batasan fisik yang jelas buat hubungan mereka, tapi dia ga netapin batasan emosi apapun. Dia bener-bener memberi hatinya, membagi semua pikiran dan perasaannya pada cowok itu.

Semua ini emang gampang dilakukan begitu hubungan dimulai karena semuanya baru dan menyenangkan. Tapi kalo kita pengen menjaga kemurnian hati kita, kita perlu tanya sama diri sendiri, "Apa sih motivasi kita mencurahkan semua pikiran dan perasaan terdalam kita ke orang ini?"

Kalo motivasi kita adalah untuk menuju jenjang yang lebih jauh dalam hubungan sebelum kita merasa siap, atau untuk mencari penerimaan diri dalam kasih sayang seorang pria, mencurahkan seluruh hati kita bukanlah cara terbaik.

Dalam situasinya Claire, motivasinya berasal dari perasaan ga aman mengenai nilai dan identitas dirinya, yang  ga dibawa ke hadapan Tuhan. Ketika Carter mengakhiri hubungan itu, hatinya jadi hancur karena dia tidak menjaganya selama hubungan itu.

Kita bisa menjaga hati kita!

Amsal 4:23 berkata, "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." Tuhan tau hati kita itu rapuh, makanya Dia meminta kita menjaganya, dan memastikannya tetap murni. Ada banyak cara untuk menetapkan batasan-batasan kekudusan emosi dalam hubungan kita, yang dapat menyelamatkan kita dari patah hati seperti yang dialami Claire.

1. Kesabaran: Jangan terlalu jauh, terlalu cepat.

Walaupun biasanya frase "terlalu jauh, terlalu cepat" ini mengacu pada aspek fisik dalam suatu hubungan, kata-kata ini juga bisa diaplikasikan pada aspek emosional. 

Kalo kita mencurahkan hati terlalu cepat, kemungkinan besar kita jadi tergoda buat "memberikan" fisik terlalu cepat juga. Jadi cobalah untuk menahannya- apalagi kalo motivasi kita datang dari ketidakamanan atau ketidaksabaran.

Dalam kasus Carter dan Claire, Claire terlalu terburu-buru karena dia ga sabar dan pengen mengendalikan hubungan itu, bukannya mempercayakan Tuhan untuk pegang kendali. Ada bagian dalam dirinya yang meragukan apa Carter adalah "the one" dari Tuhan, tapi dia cuekin perasaan itu dan malah jadi lebih terburu-buru buat "berhubungan lebih jauh (secara emosi)" karena perasaan itu.

2. Kepercayaan yang terus bertumbuh: Ungkapkan lebih banyak ketika kepercayaan semakin besar.

Menumbuhkan kepercayaan memerlukan waktu, dan kita bisa mengasihi orang tanpa sepenuhnya mempercayainya. Jadi saat bertumbuh dalam sebuah hubungan, ingatlah walaupun kita merasa sangat mencintai seseorang, tapi bukan berarti kita harus mempercayainya 100%. Kepercayaan memerlukan waktu, apa yang dia katakan dan apa yang dia lakukan akan menjadi bukti apakah dia bisa dipercaya. Bukan berarti kita ga boleh mempercayai orang sama sekali. Justru kita harus mempercayai pasangan kita, karena pasti rasanya terluka banget kalo ga dipercaya. Tapi kepercayaan kita harus bisa punya ruang untuk bertumbuh. Kalo kita begitu kenal atau jadian langsung percaya 100%, akibatnya bisa fatal. Kalo kita baru kasih 50%, lama kelamaan seiring waktu itu akan bertumbuh dan kita bisa liat dia orang yang bisa dipercaya apa enggak.

Kita bisa mengenal karakternya dari gimana dia bicara dan melakukan apa yang dia bicarakan. Ketika kepercayaan mulai tumbuh, kita bisa mengungkapkan lebih banyak yang ada dalam hati kitapemikiran kita, perasaan kita, mimpi-mimpi kita, dan merasa aman karena dia bisa dipercaya.

3. Tersembunyi dalam Tuhan: Mengejar Tuhan saat sedang dikejar.

"Hati seorang wanita haruslah sedemikian tersembunyi dalam Tuhan sehingga seorang pria harus mencarinya untuk menemukan wanita tersebut.Maya Angelou

Kutipan ini menekankan bahwa hal paling penting untuk menjadi kudus secara emosi adalah dengan menyembunyikan hati kita dalam Tuhan. Tapi apa sih maksudnya menyembunyikan hati dalam Tuhan? Itu artinya prioritas utama kitatujuan utama kitaadalah untuk mengenal Tuhan lebih dalam lagi. Artinya kita meletakkan pengharapan, mimpi, ketakutan, dan keraguan kita pada-Nya. Jadi kita berpaling pada Tuhan untuk mendapatkan kenyamanan, kepastian, rasa aman dan tujuan kita sebelum berpaling pada yang lainnya.

Dengan melakukan ini, kita benar-benar menjaga hati kita. Tuhan mengasihi kita lebih dari pria manapun bisa mengasihi kita. Dia ingin menguatkan kita, dengan kebenaran dalam hidup kitaFirman-Nya akan menguatkan dan melindungi hati kita.

Mazmur 73:26 berkata, "Sekalipun daging dan hatiku lenyap, tapi Tuhan adalah kekuatan hatiku dan bagianku selamanya."

Tuhan menginginkan yang terbaik bagi kita.

Tuhan ingin kita kudus secara emosi karena Dia tidak ingin kita terluka. Tapi kadang kita gagal, dan hati kita patah seperti yang dialami Claire. Ketahuilah bahwa Tuhan bisa menyembuhkan hati kita yang patah dan menguatkannya lagi setelah kita menyerahkan hati kita pada-Nya.

Dua tahun setelah hubungan Claire dengan Carter berakhir, dia bertemu dengan Jack. Jack adalah pria saleh yang mengejar Claire dan memperlakukannya seperti putri. Tapi Claire tidak buru-buru kali ini, dan karena hatinya begitu tersembunyi dalam Tuhan, Jack harus mengejar Tuhan untuk memenangkan hati-Nya. Ini bukan berarti Jack mencari Tuhan cuma buat dapetin Claire ya, tapi maksudnya justru pria yang begitu mengejar Tuhan-lah yang bisa menemukan hati Claire di situ. Perumpamaannya begini: 

Bayangin seorang putri yang tinggal di kastil terpencil. Dia menyembunyikan sebuah kotak di dalam hutan belantara tempat dimana dia mendapat ketenangan. Dia sangat suka sama tempat itu, berharap ada yang mengenal dan menyayangi tempat itu seperti dia. Lalu ada pangeran dari negeri seberang yang mau mendapatkan putri itu. Nah, namanya aja tersembunyi, tentu pangeran itu ga tau donk klo ada kotak di dalam hutan belantara. 

Beda sama Pangeran satu lagi yang tinggalnya memang di dalam hutan itu. Karena setiap hari disana, mengenal betul hutan itu luar dan dalam, dia menemukan kotak itu. Pada akhirnya saat bertemu sang Putri, mereka jatuh cinta dan sang Pangeran menyerahkan kotak itu. Sang Putri jadi tau ternyata Pangeran yang satu ini menyayangi dan merawat hutan tersebut dengan baik, mengenalnya luar dalam sampai-sampai dia bisa menemukan "harta tersembunyi" sang Putri. Dia pasti orang yang tepat untuk mendampingi sang Putri. Lalu mereka menikah dan hidup bahagia selama-lamanya. Hahaha.

Cukup jelas ga metafora-nya? Jadi saking tersembunyinya hati kita dalam Kristus, hanya pria yang benar-benar di dalam Kristus yang bisa menemukannya. Bukan sengaja nyari Kristus cuma supaya bisa dapetin cewek. Misalnya nih Jack ngejar Claire. Lalu karena Claire aktif di gereja, Jack pura-pura aktif juga di gereja, biar dapet kesempatan ngobrol, padahal dalam hatinya sama sekali bukan pengen cari Tuhan. Para cowok, hindari manipulasi macam begini ya, kalo niat cari Tuhan harus tulus. Hehe. 

Nah, tapi beda lagi kalo Jack jadi benar-benar mengalami Tuhan dan ingin lebih dekat dengan Tuhan karena dia melihat Claire punya sukacita dan damai sejahtera, misalnya. Dia yang awalnya ga kenal Kristus jadi  pengen mencari Kristus dan sungguh-sungguh akhirnya mengasihi Kristus. Itu berita bahagia. Hoho.

Jadi emang semuanya balik lagi ke hati sih. Tuhan kan menyelidiki hati. Sesuai dengan topik post ini, Pure in Heart. Jadi baik cewek maupun cowok harus sama-sama pure in heart.

Jangan lupa, dalam hubungan pun, Tuhan harus tetap nomor satu.

No comments:

Post a Comment